“Tiada
kemajuan yang mungkin dicapai dalam kemanusiaan tanpa kemampuan menertawakan
diri sendiri” – Milan Kundera
Siapa
yang tak kenal dengan presiden ke-empat kita salah satu tokoh besar di negeri
ini yang dengan berhaja bisa menertawakan dirinya sendiri, dia pastilah Gus
Dur. Tahukah anda bahwa Gus Dur telah
lucu sejak lahir? Bagaimana tidak, ia memiliki dua versi tanggal llahir yang
berbeda. Ia lahir pada hari ke-4 dan bulan ke-8 kalender Islam tahun 1940 di
Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Terdapat kepercayaan bahwa ia lahir tanggaal 4
Agustus 1940, tapi kalender yang digunakan untuk menandai hari kelahirannya
adalah kalender islam yang berarti ia lahir pada Sya’ban, yang sama dengan 7
September 1940. Jika anda searching tentang biodata Gus Dur di internet,
anda akan menemukan dua versi berbeda. Ada yang menyebutkan tanggal lahirnya 4
Agustus 1940, dan ada pula yang menuliskan 7 September 1940.
Kelucuan
yang lain, ia sebenarnya lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. “Addakhil”
berarti “Sang penakluk”, karena nama itu tidak cukup dikenal, yaudah ganti saja
nama belakangnya di ganti Wahid. Dan kemudian dikenal dengan panggilan Gus Dur.
“Gus” adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak Kyai yang
berarti “abang” atau “mas”.
Gus
Dur adalah putra pertama dari enam saudara, yang lahir dari pasangan keluarga
terhormatdalam komunitas Muslim Jawa Timur. Banyak darah tokoh penting dalam
bangs aini yang mengaalir dalam tubuhnya. Kakek dari pihak ayahnya, K.H Hasyim
Ansyari, adalah pendiri Nahdatul Ulama (NU). Sementara kakek dari pihak ibu,
K.H Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajar kelas pada
perempuan. Ayah Gus Dur sendiri, K.H Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan
nasionalis dan menjadi Menteri Agama pada 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah,
adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang.
Memang
di dalam diri tubuh Gus Dur memang mengalir darah dari tokoh-tokoh yan memberi
arti penting dalam sejarah negeri ini. Tak hanya itu, secara terbuka Gus Dur
juga pernah menyatakan bahwa ia memiliki darah Tionghoa. Ia mengaku keturunan
Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden Patah (Tan Eng
Hwa), pendiri kesultanan Demak. Tan A lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak
putri dari Campa, puteri Tiongkok yang merupakan selir Raden Brawijaya V.
Berdasarkan penelitian seorang peneliti dari Perancis, Louis-Charles Damais,
Tan Kim Han sendiri diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al-Shini yang
makamnya ditemukan di Trowulan.
Celoteh Gus Dur
“ Gagal dalam studi, paling tidak berhasil
dalaam jodoh”
Ketika
akan berangkat menimba ilmu di Mesir, ia di wanti-wanti oleh pamannya, K.H
Fatah untuk menikah terlebih dahulu. “Soalnya kalua kamu menunggu pulang dari
luar negeri kamu hanya akan mendapaatkan wanita tua dan cereweet,” kata
pamannya. Sang paman pun bersedia membantu mencarikan jodoh.
Disodorkanlah
nama Sinta Nuriyah, yang pernah menjadi murit Gus Dur Ketika di Mua’llimat. Gus
Dur segera mengiyakan tawaran pamannya itu. Namun Sinta Nuriyah belum bersedia
lantaran trauma dengan salah seorang guru meminangnya Ketika ia masih berusia
13 tahun. Dan celakanya, nama guru itu juga Abdurrahman. Maka komentar Nuriyah
Ketika pertama kali menerima surat dari Gus Dur adalah, “Ah, Abdurrahman lagi,
Abdurrahman lagi.”
Namun
Nurani mulai bersimpati pada Gus Dur Ketika ia menerima surat dari Gus Dur yang
mengeluhkan bahwa dia tidak naik tingkat karena terlalu aktif di PPI (Persatuan
Pemuda Indonesia) mesir. Lewat surat balasannya, Nuriyah berusaha menghibur. “Masak
manusia harus gagal segala-galanya. Gagal dalam studi, paling tidak berhasil
dalam jodoh,” tulis Nuriyah.
Begitu
menerima surat itu, Gus Dur segera melamar Nuriyah. Namun karena pada saat itu
Gus Dur berada di Mesir, maka pernikahan dilangsungkan tanpa menghadirkan
mempelai pria, alias in absentia. Pihak keluarga meminta kakek Gus Dur dari
garis ibu, K.H Bisri Syansyuri, yang berusia 68 tahunn, untuk mewakili mempelai
pria. Tak heran jika pada hadirin akad nikah kaget menyaksikan hal tersebut.
“Kasihan ya Nuriyah, suaminya tua banget,” begitu bisik-bisik para tamu. Maka
sepulaang dari Mesir, yang pertama dilakukan Gus Dur adalah kawin (lagi).
Mereka menggelar resepsi betulan, dan kali ini dengan mempelai pria yang asli.
Mereka di kaaruniai empat putri, yaitu Alisa Qortrunnada Munawarah (Lisa),
Zannuba Arifah (Yenny), Anisa Hayatunufus (Nufus), dan Inayah Wulandari (Ina).
Pesiden
Terlucu di Dunia
“Orang
buta kok dipilih jadi Presiden” -Gus Dur.
“Hal
yang misterius dan hanya Allah yang tahu, selain jodoh, maut, dan rezeki,
adalah Gus Dur.” – Cak Nur
Semua
Presiden Indonesia itu Gila
Ini
adalah humor Gus Dur di depan Fidel Castro. Ketika itu Gus Dur berkunjung ke
negara Kuba. Kepada Castro, gus Dur mrnyatakan bahwa semua Presidan Indonesia
itu gila.
“Presiden
yang pertama Bung Karno gila wanita,” kata Gus Dur
“Lalu
Presiden yang kedua?” tanya Cantro
“Kalau
yang itu gila harta,” kata Gus Dur sambal nyengir.
“Kalau
presiden yang ketiga bagaimana?” Castro terus mengejar.
“Wah,
dia sih gila ilmu, gila teknologi.”
“Kalau
yang keempat,” Castro bertanya sambal tersenyum.
“Itu
berarti saya ya…,” Kata Gus Dur sambal terkikik. “Kalau Presiden yang keempat
sih sering membuat orang gila karena yang memilihnya juga orang-orang gila.”
Gus
Dur dan Casstro ngakak Bersama-sama. Sebelum tawa Castro reda, Gus Dur langsung
bertanya.
“Yang
mulia Presiden Castro termasuk yang
mana?”
“Saya
termasuk yang ketiga dan keempat,” jawab Castro sambal tertawa.
Gus
Dur Presiden Wisatawan
Ketika
mengunjungi Habibie di Jerman, oleh orang terdekat Habibie, Gus Dur di minta
mengulangi cerita lucunya dengan Castro itu. Merasa tak enak untuk menyebut
Habibie bener-bener gila ataau gila beneran, Gus Dur memodifikasi cerita
tersebut.
Kepada
orang dekat Habibie itu, dia mengatakan “Saya bercerita bahwa Presiden
Indonesia hebat-hebat.” Kata Gus Dur, “Presiden Soekarno negarawan, Presiden
Soeharto seorang hartawan, Presiden Habibie ilmuan, sedangkan saya sendiri
Presiden wisatawan” ujarnya sambal tertawa terkekeh-kekeh.
Guyonan
Che Guevara
Ini
guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden RI dan berkunjung ke Kuba untuk
menemui Presiden Fidel Castro.
Fidel
Castro mendatangi hotel tempat Gus Dur dan rombongannya menginap. Merekapun
terlibat pembicaraan hangat, menjurus serius. Agar pembicaraan tidak terlalu
membosankan, Gus Dur pun mengeluarkan jurus andalannya, yaitu guyonan.
Beliau
bercerita pada Fidel Castro, bahwa ada tiga tahanan yang berada dalam satu sel.
Para tahanan itu saling memberitahu bagaimana mereka sampai bisa ditahan.
“Saya
dipenjara karena saya anti dengan Che Guevera,” kata tahan pertama. Seperti
diketahui Che Guevera memimpin perjuangan kaum sosialis di Kuba.
Tahanan
kedua berkata geram. “ Oh kalua saya dipenjara karena saya pengikut Che Guevara!”
Mereka
berdua terlibat perang mulut. Mendadak mereka teringat tahanan ketiga yang
belum ditanya.
“Kalau
kamu kenapa sampai di penjara di sini?” Tanya mereka berdua kepada tahanan
ketiga.
Lalu
tahanan ketiga menjaawab berat hati.
“Karena
saya Che Guevera….” Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak mendengar guyonan
Gus Dur tersebut.
3
Macam Polisi Jujur
Gus
dur sering terang-terangan Ketika mengkritik. Tidak terkecuali Ketika
mengkritik dan menyindir polisi. Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga
polisi jujur.
Pertama,
patung polisi.
Kedua,
polisi tidur.
Ketiga,
polisi Hoegeng (mantan Kaplri) lainnya? Gus Dur Hanya tersenyum.
Airport
Abdurrahman Wahid
Pada
akhir Aprilm 2000, Gus Dur sempat ke Malang, dan mendarat di Bandara Abdurarahman
Saleh. Ini mengingatkan dia pada peristiwa belasan tahun silam, Ketika dia
mendarat di bandara yang sama dari dari Jakarta, saat itu masih ada penerbangan
reguler dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Malang.
Waktu
itu Gus Dur Bersama antara lain Almarhum Jaksa Agung Sukarton Marmosujono.
Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang pentingg NU. Ketika rombongan
berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara, Petugas Banser
melapor padaposkonya melalui handy talky.
“Halo,
halo, rojer,” kata mas Banser.”Lapor: Abdurrahman Saleh sudah mendarat ke
airport Abdurrahman Wahid!” lanjutnya.
Yah….
Itu terbalik Mas. Tentu saja panitia yang menerima laporan kaget dan sekaligus
tertawa.
“Berapa?
Dua Ratus Ribu?”
Ini
adalah salah satu koleksi guyonan Gus Dur. Seorang gadis, hitam manis, duduk di
sebuah bar.
“Permisi,
boleh saya mentraktir anda minum?” tawaran seorang laki muda menghampirinya.
“Apa
ke hotel?” triak si gadis.
“Bukan,
bukan. Jangan salah paham. Saya hanya menawari minuman …” jawab lagi-laki
dengan tergagap.
“Kamu meminta aku menemani ke hotel?” teriak
si gadis lebih keras.
Merasa
ditolak, dengan perasaan malu, lelaki muda mukannya memerah lantas beringsut
dan duduk di sudut ruangan. Semua orang di bar menatap laki-laki dengtan sinis
dan mencibir.
Beberapa
menit kemudian, si gadis menghampiri si laki-laki mud aitu.
“Maaf
saya. Saya sedang menyamar. Sebenarnya, saya adalah seorang mahasiswi psikologi
yang sedang mempelajari tingkah lakku manusia di situasi yang tidak
dikehendaki.”
Si
laki-laki menatap dengan tampang dingin. Kemudian berteriak dengan amaat
kerasnya , “berapa? Dua ratus ribu ya???”
Kaum
Almarhum
Mungkihkah
Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya
dia percaya, sebab Gus Dur selalu siap dan gigih dan sungguh-sungguh membela
“ideologi”nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot koleganya.
Tapi,
ini mungkin jawaban yang benar, Ketika ditanya “kenapa Gus Dur sering berziarah
ke makam para ulama dan leluhur?”
Lalu
Gus Dur menjawab, “Saya dating ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu
sudah tidak punya kepentingan lagi.”
Kuli
dan Kyai
Rombongan
jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi.
Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang
yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat
percekcokan serius dalam bahassa Arab.
Melihat
itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambal berucap:
Amin, Amin, Amin!
Gus
Dur yang sedang berada di bandaraa itu menghapiri mereka: “Lho kenapa anda
berkerumun disini?”
“Mereka
terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka pasti itu kyai.” Gus
Dur hanya menggeleng keheranan.
Orang
NU Gila
Rumah
Gus Dur di Kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah sepi
dari tamu. Dari pagi hingga malam, bahkan taak jarang sampai dini hari para
tamu ini dating silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan. Tak
jarang mereka pun datang dari luar kota
Menggambarkan
fanatisme orang NU, kata Gus Dur menurutnya ada 3 tipe orang NU.
“Kalau
mereka dating dari pukul tujuh pagi hingga jam Sembilan malam, dan menceritakan
tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatic
terhadap NU,” tegas Gus Dur.
“Orang
Nu jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas
malam sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu gus Dur untuk
membicarakan NU, “itu Namanya orang gila NU,” jelasnya.
“Tapi
kalua ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari
hingga jam enam pagi, itu Namanya orang NU yang gila,”kata Gus Dus sambal
terkekeh
Ngebor
Kebanyakan
“Mengapa
muncul bencana lumpur dan gas panas di Sidoarjo?” tanya Gus Dur.
Gus
Dur menjawab pertanyaannya sendiri.
“Ngebornya
La pindo, jadi jebol. Kalau La pisan mungkin aman. Dalam Bahasa Jawa Timuran
pindo kan dua kali, pisan, sekali.
Ini
cerita Gus Dur tentang situasi Rusia, tidak lama setelah bubarnya Uni Soviet.
Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak punya pengalaman mengelola system
ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme, memang rakyat sering antre untuk
mendapatkan macam-macam bahaan pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga semua
orang kebagian jatah. Sekarang, masyarakat tetap harus antre, tapi karena
manajemennya jelek, antrean umumnya sangat Panjang, dan banyak orang yang tidak
kebagian jatah.
Begitulah,
seorang aktivis sosial berkeliing di kota Moskow untuk mengamati bagaimana
system baru itu bekerja. Di sebuah antrean roti, setelah banyaknya orang tidak
kebagian, aktivis itu menulis di buku catatanya, ‘roti habis.”
Lalu
dia pergi ke antrean bahaan bakar. Lebih banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia
mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian menuju keantrean sabun. Wah pemerintah
kapitaalis baru ini betul-betul brengsek, banyaak sekali masyarakat yang tidak
mendapat jatah sabun. Dia menulis besar-besar ‘SABUN HABIS”
Tanpa
dia sadari, dia diikuti oleh seorang intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan
antren sabun itu, si intel menegur “Hei…. Bung! Dari tadi kamu sibuk mencatat
terus, apasi yang kamu catat?
Sang
aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan penelitian tentang kemampuan
pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi rakyat.
“Untung
kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi”, ujar sang intel, “kalua dulu, kamu
sudah di tembak”.
Sambil
melangkah pergi, aktivis itu mencatat, “peluru juga habis”!
Gus
Dur dan anjing Bill Clinton
Suatu
Ketika pada waktu Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI. Beliau diundang oleh
presiden AS Bill Clinton ke White House. Di tengan-tengah pembicaraan muncullah
seekor anjing peliharaan Bil Clinton. Bill yang dikenal sebagai penyayang
binatang itu langsung memperkenalkan anjingnya kepada Gus Dur.
Ketika
menjabat sebagai Presiden, Gus Dur bertemu Presiden Bill Clinton di Gedung
Putih, Washington DC, Amerika Serikat. Namun, di tengah-tengah pembicaraan
muncul seekor anjing peliharaan Clinton.
"Mister
President, anjing saya ini sangat pintar, bisa melakukan apa saja yang saya
perintahkan," kata Clinton.
Kemudian
Gus Dur pun berkomentar. "Ah, masak iya? Saya ingin lihat," tantang
Gus Dur.
Clinton
pun pamer kehebatan anjing peliharaannya itu. "Coba perhatikan. Sit down!
(Duduk!)." Anjing itu mematuhi perintah tuannya segera duduk dengan manis.
Setelah
itu, Clinton melanjutkan memamerkan keahlian anjingnya yang lain. "Walk
around! (Jalan putar-putar!)."
Si
anjing patuh lagi, segera berjalan memutar. Presiden AS tersebut berkata,
"Hebat kan?"
Ternyata
Gus Dur tidak mau kalah. "Saya bisa menyuruh anjing itu lebih baik. Boleh
saya perintah?" Clinton tidak percaya.
Jadi,
Clinton meminta Gus Dur memberi perintah supaya anjing itu menangis. Gus Dur
segera berbisik kepada sang anjing.
"Pssstt...
pssttt...." Tiba-tiba anjing itu langsung menangis sedih.
Clinton
pun terperangah. "Sekarang coba suruh dia tertawa," katanya.
Gus
Dur berbisik lagi kepada anjing itu. "Psstt... pssttt...."
Anjing
itu pun langsung tertawa terbahak-bahak. Clinton kembali terheran-heran,
kemudian meminta Gus Dur supaya membuat anjing itu stres.
Lalu
Gus Dur kembali berbisik. "Psstt... pssttt..." Anjing itu pun
langsung loncat ke sana kemari sambil menggonggong histeris.
Clinton
tambah penasaran. "Apa yang Anda bisikkan sehingga anjing saya menangis
begitu sedih?" tanya Clinton.
Lalu
Gus Dur Menjawab, "Saya bilang, kasihan Indonesia, rakyatnya banyak yang
miskin. Kamu beruntung dipelihara Presiden Amerika, bisa makan kapan saja kalau
lapar."
"Oh,
pantas! Lalu apa yang membuat anjing ini tertawa terbahak-bahak?"
Gus
Dur menjawab, "Saya bilang, orang Indonesia banyak yang pintar dun sehat.
Mereka semua lebih pantas jadi presiden ketimbang saya. Tapi ternyata kok malah
saya yang dipilih menjadi presiden."
"Lalu
apa yang Anda bisikkan kepada anjing ini sampai bisa stres seperti itu?"
tanya Clinton.
Kemudian
Gus Dur pun menjawabnya, "Saya bilang, saya ingin ajak kamu tinggal di
Indonesia."
Rahasia
Tuhan yang Keempat
“Di
dunia ini ternyata ada empath al yang tidak bisa disuga: lahir, kawin,
meninggal, dan…gus Dur” -Nurcholish Madjid
Terlambat
Dicabut
Suatu
saat seorang sahabat menjenguk Gus Dur yang diopname karena sroke di RSCM
Jakarta. Gus Dur berbaring miring karena memang belum boleh duduk. Setelah
menyalaminya, sahabat tadi mengucapkan permintaan maaf karena baru hari ini
bisa menjenguk. “Saya sakit gigi berat, Gus,” ujarnya.
“Sampean
tau nggak, apa yang menyebabkan sakit gigi?” tanya Gus Dur.
“Tidak
Gus,” jawa si sahabat.
“Penyebab
sakit gigi itu sama dengan penyebab orang hamil dan sama juga dengan penyebab
mengapa rumput sempat tumbuh tinggi,” kata Gus Dur
Sang
sahabat masih melongo. Gus Dur menjawab sendiri teka-tekinya. “Yaitu sama-sama
terlambat dicabut,” ujarnya.
Itulah
beberapa celotehan Gus Dur. Segala celotehan dan guyonan Gus Dur akan selalu
kita kenang. Akhir kata, selamat membaca, dan selamat menertawakan diri
sendiri….
Mantap massee
BalasHapus