Salah satu ceita novel kisah nyata yang di tulis oleh Sohn won Pyung dan sekaligus novel yang menggambarkan penyakit kejiwaan yang disebut dalam psikogi adalah alexitimia.
Menyelami dari awal sampai akhir halaman, novel ini sangat menarik untuk dibaca dan di rasakan alur ceritanya. Saya sebagai penikmat novel saya sangat meromendasikan novel ini untuk kalian yang penikmat novel maupun bukan.
Novel Almond menceritakan tentang seseorang anak laki-laki yang bernama Yoonjae yang tidak bisa merasakan emosi seperti kebahagiaan, marah, kesedihan, kesenangan, cinta, kebencian, dan keinginan penyakit ini disebut Alextimia.
Ketidakmampuan
ini menjadikan Yoonjae dicap 'monster' dan 'orang aneh' karena tidak memiliki
rasa emosional, bahkan ketika dipukuli hingga babak belur maupun ketika melihat
insiden mengerikan yang menimpa keluarganya.
"Mungkin
karena kau anak yang istimewa. Biasanya orang-orang tidak bisa menerima
perbedaan dalam dirinya dan orang lain. Kau ini monsterku yang tampan."
-ucap nenek yoonjae
Saat
malam natal, kejadian tragis terjadi dan membuat Yunjae harus hidup sendiri.
Disinilah dimulai kejadian-kejadian lain, seperti bertemunya Yoonjae dengan
Gon.
Kutipan
Prolog pertemuan Yoonjae dengan Gon.
Aku punya almond di dalam diriku.
Begitu juga anda.
Demikian juga orang-orang yang kamu cintai dan orang-orang yang kamu
benci.
Tidak ada yang bisa merasakannya.
Anda hanya tahu mereka ada di sana.
Singkatnya, cerita ini tentang monster yang bertemu monster lain. Salah
satu monster adalah aku
Awal
pertemuan Yoonjae bertemu dengan Gon, seseorang yang dianggap monster lainnya
oleh orang-orang sekitar Yoonjae. Gon adalah pemuda yang terkenal berandal dan
suka berkelahi (troublemaker), kesan awal pertemuan dengan
Gon, Yoonjae diperlakukan dengan kasar oleh Gon, bahkan sudah dipukul dan
ditendang hingga babak belur, tetapi Yoonjae tetap tidak merasakan sakit. Gon
yang penasaran dengan perilaku Yoonjae mulai mencari tahunya sendiri, dari
sinilah pertemanan mereka semakin dekat. Tak lama dari situ, dia juga mengenal
Dora, seorang perempuan yang mampu memberikan reaksi aneh kepada tubuh Yoonjae
“cinta”.
Setelah
berteman cukup lama dengan Gon, Yoonjae mulai mengetahui bahwa Gon sering
mendapatkan perlakuan kekerasan dari ayahnya. Yoonjae perlahan mulai mengerti jika
Gon berperilaku seperti itu. Pertemanan mereka juga dipenuhi dengan lika-liku
kehidupan.
Penulis
bertanya kepada dirinya sendiri (deeptalk). Apakah anak ini dapat terus
memberikan cinta tanpa peduli bagaimana dia tumbuh nanti? Berawal dari pertanyaan
itu, “Apakah aku sendiri bisa memberikan cinta?” hingga akhirnya
terciptalah kedua tokoh Yoonjae dan Gon.
Akhir
dari cerita novel almond kembali ke persfektif kita masing-masing sad ending
atau happy ending. Hanya saja penulis memberikan pesan, setiap anak yang
terlahir di dunia ini membawa banyak kemungkinan dalam segala hal dan diberkati
oleh allah SWT, namun di antara mereka ada yang tumbuh menjadi orang yang
tertinggal di masyarakat, ada juga yang menjadi penguasa dan bejabat pemerintah
walau di dalam hatinya merasa tercekik. Ada juga anak yang tumbuh sebagai orang
hebat yang sangat berkesan bagi orang lain. Penulisnya juga menyatakan bahwa
cinta dapat mengubah seseorang menjadi manusia atau pun monster.
Novel
ini membuat saya merasa bersyukur karena saya terlahir sebagai orang
"normal" yang masih bisa merasakan emosi apapun, meskipun terkadang saya
dibuat tidak nyaman oleh emosional tersebut. Ketika saya membaca novel ini, saya
turut hanyut merasakan perasaan yang hampa karena tidak bisa merasakan apapun.
Dan, novel ini cocok untuk kalian yang suka genre keluarga, kesendirian, dan
perjuangan hidup.
Komentar
Posting Komentar